Minggu, 21 Juni 2009

Ekspedisi Susur Sungai Cimanuk Indramayu Juni 2009

Kondisi Bantaran Sungai Cimanuk yang terletak di Desa Terusan,
Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu. Gambar diambil Sabtu (20/6). Difoto dari atas Jembatan Terusan, kondisi bantarannya
terlihat agak rapih, tapi sebetulnya diduga sudah rusak.
(Foto : Satim)

Bantaran Cimanuk Perlu Ditata

INDRAMAYU – Bantaran Sungai Cimanuk Indramayu, Provinsi Jawa Barat tampaknya perlu ditata agar terlihat nyaman dan asri, sehingga keberadaan bantaran yang berawal dari sedimentasi lumpur (waled dan pasir) multi fungsi dalam menunjang kehidupan masyarakat. Baik sebagai area untuk memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar, juga mampu menghasilkan pendapatan bagi kas daerah setempat karena dikelola profesional untuk dijadikan obyek wisata dan kegiatan pendidikan lingkungan dan lain-lain.

Sejarah mencatat, bahwa Pangeran Wiralodra sebagaimana yang ditulis dalam Buku Sejarah Indramayu diceritakan, sebagai pendiri pertama “pedukuhan” Dermayu sebelum seramai sekarang, Pangeran Wiralodra yang pertama dicari justru Sungai Cimanuk yang terletak di bagian utara Jawa Barat sesuai petunjuk dalam wangsitnya.

Konon, berawal dari Sungai Cimanuk itulah yang kelak akan memberikan kesuburan dan kemakmuran bagi anak dan cucunya. Dikaitkan dengan kehidupan sekarang, kisah itu terkesan ada benarnya juga. Ini terbukti, dari berabad-abad silam hingga kini, mayoritas penduduk di wilayah Kabupaten Indramayu menggantungkan hidup dari air yang dialirkan dari Sungai Cimanuk. Baik untuk kebutuhan pertanian, maupun kebutuhan hidup sehari-hari, meski dialirkan melalui pipa-pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) “Tirta Darma Ayu” Indramayu.

Bagaimana kalau Sungai Cimanuk rusak, tercemar limbah berbahaya, atau tanggul-tanggulnya pada rusak ?

Tampaknya sulit untuk membayangkan apa yang bakal terjadi di kemudian hari. Para pemerhati lingkungan setempat sering mengatakan, bahwa Sungai Cimanuk harus dijaga dan dipelihara dari berbagai hal yang mengancam keselamatan lingkungan. Semua pihak tampaknya perlu didorong untuk tumbuh rasa kesadaran dalam menjaga warisan tak ternilai peninggalan pendiri daerah di Pantai Utara yang sekarang bernama Kabupaten Indramayu ini.

“Kesadaran semua pihak dalam menjaga kelestarian lingkungan, termasuk kelestarian lingkungan di sepanjang daerah aliran Sungai Cimanuk itu sangat penting,” kata Ir. Nur Cahya, Pemuda Pelopor Lingkungan di Kabupaten Indramayu, Sabtu (20/6).

Untuk membangun kesadaran dalam menjaga lingkungan, ia belum lama ini telah menggerakan berbagai komponen masyarakat untuk melakukan penanaman mangrove di beberapa kawasan sepanjang pantai Indramayu.

“Gerakan itu belum seberapa, dan kadang harap maklum karena anggaran penghijauan untuk Kabupaten Indramayu masih minim. Sehingga perlu dibarengi dengan kesadaran semua pihak demi keselamatan kehidupan di bumi,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan agar pemerintah pusat lebih serius lagi memerhatikan keselamatan lingkungan di wilayah kabupaten Indramayu. Bantaran Kali Cimanuk pun, ungkap Nur Cahya, perlu dibenahi dan ditata ulang demi kelestarian lingkungan.

Mamat Herman, petugas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi (DPSDA Tamben) Kabupaten Indramayu mengatakan, pihaknya hingga kini masih belum lengkap untuk melakukan normalisasi, dan perkembangan alih fungsi lahan milik dinasnya tersebut.

“Kami juga masih mendata terus. Namun kewenangan yang lebih maksimal ada di tangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung yang berkantor cabang di Cirebon. Namun tingkat koordinasi, dan pengawasan memang melibatkan pihak dinas kami,” tutur Mamat, Kamis (18/6), di kantornya. (Satim)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar